22 Agustus 2025
Kesombongan/Riya
Kemewahan dalam Pandangan Islam: Menghindari Kesombongan dan Riya'
1. Kesombongan (Kibr)
Kesombongan adalah sifat merasa diri lebih baik dari orang lain. Sifat ini sangat dibenci oleh Allah SWT karena merupakan sifat iblis yang menolak sujud kepada Nabi Adam a.s. Kekayaan dan kemewahan sering kali menjadi pintu masuk bagi kesombongan, di mana seseorang merasa bangga dengan harta benda atau status sosialnya.
Allah SWT berfirman dalam Al-Quran Surah Al-Qasas ayat 76-77, mengisahkan tentang Qarun yang diberi kekayaan melimpah:
"Sesungguhnya Qarun adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya: 'Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri."
Ayat ini dengan jelas menunjukkan bahwa kebanggaan dan kesombongan atas harta adalah sifat yang tidak disukai oleh Allah. Kekayaan seharusnya disyukuri dan digunakan di jalan kebaikan, bukan untuk merasa diri lebih tinggi dari orang lain.
2. Riya' (Pamer)
Riya' adalah melakukan ibadah atau kebaikan dengan tujuan untuk dilihat dan dipuji oleh orang lain, bukan karena Allah. Dalam konteks kemewahan, riya' bisa berupa memamerkan harta, pakaian, atau gaya hidup mewah untuk mendapatkan pengakuan atau pujian dari masyarakat. Memuji-muji keluarga sendiri secara berlebihan juga bisa termasuk dalam kategori riya' karena tujuannya adalah untuk menunjukkan keunggulan dan status di mata orang lain.
Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya sesuatu yang paling aku khawatirkan menimpa kalian adalah syirik kecil." Para sahabat bertanya, "Apakah syirik kecil itu, ya Rasulullah?" Beliau menjawab, "Riya' (pamer)." (HR. Ahmad).
Hadis ini menegaskan bahwa riya' adalah dosa yang sangat serius karena merusak keikhlasan dalam beramal. Ketika kemewahan menjadi alat untuk pamer, maka niat seseorang tidak lagi murni karena Allah, melainkan karena hasrat untuk mendapatkan sanjungan manusia.
3. Keseimbangan dan Ketaatan
Islam mengajarkan umatnya untuk mencari keseimbangan. Harta dan kemewahan adalah ujian. Seseorang dapat menikmati kekayaannya selama itu diperoleh dengan cara yang halal, digunakan untuk hal yang bermanfaat, dan tidak menjadikannya sombong atau pamer. Contohnya, menggunakan kendaraan mewah seperti mobil sport dalam gambar ini adalah halal jika diperoleh dengan cara yang benar, namun menjadi tercela jika digunakan untuk pamer kepada orang lain.
Inti dari ajaran Islam adalah kesederhanaan hati, bukan berarti harus hidup miskin. Seseorang boleh kaya, tetapi hatinya tidak terikat pada harta. Ia menggunakan hartanya untuk kebaikan, membantu sesama, dan beribadah, tanpa merasa perlu memamerkannya.
"Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung." (QS. Al-Isra': 37)
Ayat ini menjadi pengingat bagi setiap muslim bahwa kekuasaan, kekayaan, dan kemewahan hanyalah titipan. Manusia tidak memiliki kekuatan sejati di hadapan Allah SWT, sehingga tidak ada alasan untuk bersikap sombong.
Seni desain AI adalah seni yang dibuat atau dibantu oleh program komputer yang menggunakan algoritma kecerdasan buatan. Gambar mobil sport adalah hasil dari proses ini. AI tidak hanya membuat seni dari nol, tetapi juga bisa memodifikasi atau menyempurnakan karya yang sudah ada.
Bagaimana AI Menciptakan Seni?
Analisis Data: AI dilatih dengan melihat jutaan gambar yang sudah ada. Ia mempelajari pola, gaya, warna, dan tekstur dari berbagai karya seni.
Pemahaman Prompt: Pengguna memberikan instruksi atau "prompt" (misalnya, "mobil sport perak futuristik di showroom").
Generasi Gambar: Berdasarkan pemahaman prompt dan data yang sudah dipelajari, AI mulai "menggambar". Algoritma yang umum digunakan adalah Generative Adversarial Networks (GANs) atau Diffusion Models.
GANs terdiri dari dua bagian: satu yang membuat gambar baru (generator) dan satu lagi yang menilai apakah gambar itu terlihat nyata atau tidak (discriminator). Mereka bekerja sama sampai gambar yang dibuat generator terlihat sangat realistis.
Diffusion Models memulai dengan "noise" atau gambar acak, lalu secara bertahap mengurangi kebisingan itu hingga membentuk gambar yang sesuai dengan prompt.
Peran Manusia dalam Seni AI
Meskipun AI yang membuat gambarnya, peran manusia tetap sangat penting. Pengguna perlu menyusun prompt yang tepat dan detail agar AI menghasilkan gambar sesuai keinginan. Ini bukan hanya tentang mengetik kata-kata, tapi juga tentang berpikir kreatif dan mengarahkan AI untuk mencapai visi artistik tertentu.
Jadi, gambar mobil itu tidak dilukis oleh manusia, melainkan "diciptakan" oleh AI yang memahami permintaan dan meniru gaya yang sudah ia pelajari. Ini menunjukkan betapa canggihnya teknologi saat ini!
Terima kasih telah mengunjungi blog saya.
Saya menghargai waktu Anda membaca artikel ini. Semoga bermanfaat.
Mohon maaf jika ada ketidakakuratan. Masukan Anda berharga.
Jelajahi Onposter!
-
Mengikuti Jejak Inspiratif "SAVIN" Lebih dari Sekedar Karya Prolog Jejak Inspirasi d...
-
Baru-baru ini, media sosial diresahkan oleh video AI yang menggambarkan seorang pelatih orca fiktif bernama Jessica Radcliffe yang tewas da...
-
Prolog tragedi erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat yang menelan banyak korban jiwa. Salah satu kisah yang paling memilukan adalah me...
-
Strategi Pemasaran Digital Efektif untuk Bisnis Percetakan dan Desain Kecil 1. Pentingnya Pema...
-
Cinta Shasa di Langit Sharadegra - Mei 31, 2025 "Lebih dari Sekadar Jual Beli Nilai Kepedulian dalam ...
-
Episentrum Seni Dunia Louvre Museum: Ikon Sejarah yang Megah Prancis, khususnya kota Paris , adalah destinasi utama bagi para pencinta sen...
-
Gangguan Disossiatif Identitas (Dissociative Identity Disorder, DID) ©2024-2025Sharadegra Wan...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar