Onposter
"Where Threads Come to Life"
Selamat datang di Onposter Wall Art Digital Printing kami menyediakan Produk Lukisan Digital atau Plus Frame, Product custom Print T-shirt Hoodie Sweetshirt Long Sleeve Dri-Fit Topi & Merchandise Penyedia Media Promosi & Jasa Cetak Digital X-banner, Spanduk, Stiker, dan Media Promosi dengan Harga yang Berpariasi - Siap Wujudkan Impian Anda? Segera konsultasi gratis melalui WA[chat only] - Email : onposterwallart@gmail.com - Terima kasih sudah menjelajahi blog kami! Kami sangat menghargai kunjungan Anda Jika ada produk yang menarik perhatian Anda, jangan tunda lagi! Tim kami siap membantu Anda order dan mendapatkan solusi terbaik. ©2025 Onposter Wall Art - Digital Printing Bandung Cimahi Bogor Jawa Barat - Indonesia.

14 Agustus 2025

Friday The 13th

 

Ketika Hutan Berbisik: Kisah Kelam di Perkemahan Bintang Kejora





Setiap musim panas, Perkemahan Bintang Kejora selalu menjadi tempat favorit para remaja untuk bersenang-senang dan melarikan diri dari hiruk pikuk kota. Dikelilingi oleh pepohonan pinus yang menjulang dan danau yang tenang, tempat ini tampak seperti surga. Namun, ada kisah kelam yang berbisik dari balik rimbunnya hutan, tentang sebuah tragedi yang mengubah keceriaan menjadi teror abadi.

Pada tahun 1980-an, sekelompok anak muda datang untuk menjadi instruktur di sana. Mereka datang dengan tawa, janji liburan tak terlupakan, dan harapan-harapan cerah. Namun, mereka tidak tahu, perkemahan itu menyimpan rahasia kelam. Beberapa tahun sebelumnya, seorang anak bernama Jason tenggelam di danau karena kelalaian para pengawas. Sang ibu, yang hatinya hancur, membalas dendam dengan kejam. Setelah tragedi itu, perkemahan ditutup.

Tahun ini, sekelompok remaja nekat membuka perkemahan kembali. Mereka mengabaikan peringatan penduduk setempat dan menganggap cerita-cerita itu hanya mitos usang. Setiap malam, mereka berpesta, tertawa, dan saling bercerita horor di dekat api unggun. Mereka tidak sadar, di balik kegelapan hutan yang dingin dan berbau tanah basah, sepasang mata mengawasi mereka dengan dendam membara.

Awalnya, teror itu datang dalam bentuk bisikan. Bisikan lirih yang seolah memanggil nama mereka dari balik semak-semak. Lalu, ranting-ranting patah di tengah malam yang hening, padahal tidak ada angin. Cahaya senter mereka yang bergetar sering kali menangkap bayangan panjang yang melintas cepat, seolah sosok itu tidak pernah benar-benar ada. Ketegangan mulai terasa. Tawa ceria perlahan digantikan oleh kecemasan.

Puncak teror datang di hari Jumat tanggal 13. Saat hujan turun deras, suara rintik yang seharusnya menenangkan kini justru menutupi suara-suara lain. Suara langkah berat yang menyeret, mendekat perlahan.

Seorang dari mereka, Bella, memutuskan pergi ke tenda sendirian. Ketika ia berbaring, ia mendengar suara gesekan tajam dari luar. Pintu tendanya terbuka paksa. Terdengar teriakan kencang sebelum terputus. 



Teman-teman Bella menemukan mayatnya yang terkoyak-koyak. Darah segar membasahi tanah, bercampur dengan air hujan. Di antara pepohonan, sosok bertubuh besar berdiri tegak. Wajahnya tertutup topeng hoki yang lusuh, dan di tangannya, sebilah parang besar mengkilap memantulkan cahaya petir. Gerakannya lambat, tapi setiap langkahnya dipenuhi niat membunuh.

Mereka berlari kocar-kacir, terpisah satu sama lain. Setiap sudut perkemahan kini berubah menjadi arena pembantaian. Danau yang tadinya tenang kini memantulkan bayangan gelap yang mengerikan. Hutan yang tadinya indah kini menjadi labirin kematian.

Apakah mereka akan berhasil selamat dari pembantaian itu? Ataukah mereka akan menjadi korban baru yang menambah daftar panjang kisah seram di Perkemahan Bintang Kejora? Yang jelas, di balik keindahan danau yang tenang, darah dan dendam telah menyatu, menunggu korban baru setiap kali ada yang berani datang.


Jelajahi Onposter!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar